Rabu, 12 Agustus 2015



Di Alun-alun Kota
Cipt : Dedek Suhendar
Stabat,, kota yang sejuk nan damai, dari ujung kota Binjai tempat tinggal ku, ku langkahkan kaki menuju kota Stabat. Suatu kebiasaan yang kebanyakan orang melakukannya..yah!!! kali ini suatu tugas membawaku kesana. Sebagai mahasiswa yang baik apapun pasti dijalankan..  wahh!!! Ini sangat menantang, sesuatu yang baru akan ku hadapi, dua bulan waktu yang cukup lama bagi seorang anak yang tak mengerti lingkungan seperti saya. Adalah suatu bencana yang kapan saja menelanku..
Sore itu ketika pulang dari kantor, dengan wajah yang kusam pasih, bajuku yang tak mampu lagi ku rapikan terlihat dari pandanganku, di ujung alun-alun kota stabat tampak seorang perempuan dengan helm di kepalanya sedang mengayuh pelan sepedanya sambil mengelilingi alun-alun kota Stabat. Rasa penasaran menarikku untuk mendekatinya namun kulitku yang kotor dan bermandi keringat membawaku untuk kembali pulang. Hmm… kali ini belum waktunya.
Seperti biasa pagi-pagi sekali kaki ini melangkah pergi untuk suatu tugas, telah berjalan hampir dua minggu kejenuhan ku hadapi, tak lupa alun-alun ku lewati setiap sore dan masih sama dengan yang kemarin .. kulihat perempuan bersepeda itu di alun-alun. Rasa penasaran semakin menghantuiku. Saat itu juga tanpa berfikir panjang ku temui perempuan itu. Namun sayang….. saat baru saja kaki ini melangkah belum cukup jauh, ia sudah tak tampak oleh pandanganku,, dan untuk kesekian kalinya belum waktunya..
Hari ini aku putuskan untuk menemuinya di sore nanti.. dengan semangat yang membara seperti pejuang yang akan mempertahankan suatu Negara. Aku menunggunya di alun-alun kota  Heheheh…. agak sedikit lebay.. tapi sungguh rasa penasaran ini yang membawaku.. saat itu juga ketika pandanganku menggeliat kesana kemari tepat dibelakangku terasa hadir seseorang kehadapanku.. ya Tuhan!!! Tak mampu mata ini melihat, tubuhku yang gemetaran tak sanggup untuk menyapa.. ini yang ku inginkan!!! Dan saat aku menolehkan wajah ke belakang??? Ha?? Aku sontak terkejut seketika, mataku tiba-tiba melotot seperti panda.
Ternyata?? Perempuan tua dengan kain yang diikat dipundaknya membawa jamu yang digendongnya menawarkan padaku..  -_-  hmm  jantungku hampir copot.. hari ini tidak terlihat perempuan bersepeda itu di alun-alun kota Stabat, rasa kecewa dan penasaran menjadi satu, masih terpikirkan dalam benakku siapakah perempuan bersepeda itu?? Yang setiap sore mengayuh sepedanya mengelilingi alun-alun kota Stabat. Senja mulai menyapaku dan ku arahkan langkahku pulang. Namun rasa penasaran masih menguasai diri ini.
Setiap hari kulihat perempuan bersepeda itu di alun-alun kota, di tengah keramaian ia mengayuh sepedanya. Ntah apa yang membuat diri ini ingin menemuinya, beribu alasan yang ada tidak mampu menjawab rasa penasaranku. Seperti ada sentuhan kecil, namun perlahan telah membesar dan membuatku luluh. Aku tidak tau ini sebuah perasaan atau hanya sekedar penasaran. Perempuan bersepeda itu telah berhasil menjebakku dan masuk kedalam perasaan itu.. ya Tuhan!!! Adakah yang salah dengan semua ini?? Tidak!! Ini hanya fatamorgana belaka yang akan menyesatkanku. Yang saat aku sentuh, maka akan menghancurkanku.
Aku tidak mampu menghindar dari kenyataan, rasa penasaranku semakin dalam, sore ini aku kembali memutuskan untuk menemuinya di alun-alun kota, namun saat itu sedikitpun dari wajahnya tak tampak oleh pandangan mataku, hingga malam mulai menelan senja tetap kehadirannya tak kunjung tiba.
Kemarin hingga saat ini tidak terlihat lagi keberadaan perempuan bersepeda itu di alun-alun kota stabat. Alun-alun itu yang biasanya terlihat pemandangan perempuan yang sedang asyik mengayuh sepeda. Kini telah menjadi sepi. Sedikit ada yang menghilang didalamnya. Dan saat aku sedang mencarinya dengan kebingunganku. Datang seorang pria tua bersama grobak dagangannya menghampiri ku.
“Adek mencari siapa? Ohh.. putri ya? Sudah tiga hari yang lalu dia jarang kesini, katanya sih dia dan orang tuanya pindah keluar kota.” Aku terdiam seketika, rasa kecewa dan sedih menjadi satu. Tidak mampu berkata apa-apa lagi, rasa penasaranku selama ini belum terjawab. Namun hati ini sedikit terhibur karena telah mendengar namanya yang selama ini ku cari-cari. “Putri” perempuan bersepeda yang setiap sore mengayuh sepedanya di alun-alun kota Stabat telah berhasil membuat rasa penasaran dihati ini. Aku tidak sempat menyapanya namun aku sempat menyukainya.

Sabtu, 14 Februari 2015



Ya Rasulullah
Cipt: Dedek Suhendar

Ya rasul kekasih Allah
Pelita diantara ribuan umat
Engkau hadir diantara gelapnya jiwa
Membawa amanah dari sang pengasih raga
          Ya rasul sang tauladan bagi seluruh umat
          Sunahmu yang mulia menuntun kami menuju kepadanya
Akhlakmu yang indah membawa kami dalam kedamaian
Disetiap langkah dakwah kau ikhlas menyeruh
Ya rasul
Tak pernah ku melihat parasmu dengan kedua mataku
Mendengar dakwahmu dengan kedua telingaku
Memeluk tubuhmu dengan tanganku
Namun hadirmu menembus ruang dan waktu
          Ya Rasul, Ya Muhammad
          Sungguh, rinduku dengar dakwahmu
Yang menciptakan kedamaian bagi seluruh umat
Membawa kami keluar dari kegelapan akal
Hingga kedua mata kami mampu menatap kebaikan
Ya Rasulullah, sang pelita jiwa
Salawat kami hadiahkan untukmu
Sebagai rasa rindu kepadamu
Rindu ingin bersua denganmu ya rasul
Rindu ingin menatap wajahmu ya rasul
          Ya Rasul
          Namamu kan ku ukir dalam hatiku
Meski kau tak pernah terlihat dimata ku
Namun keyakinanku menguatkan
Di syurga kita dapat bertemu

Rabu, 11 Februari 2015



Hey… kamu dimana?? L
Cipt: Dedek Suhendar
Aku tidak tau harus memulai ini semua dari mana,berawal dari pertemuan yang dulu tidak pernah ku terka sebelumnya, saat itu usiaku masih 13 tahun dan aku masih duduk di bangku smp, dimana dibangku itu setiap orang masih merasakan yang namanya masa-masa remaja tingkat awal, mungkin kalian semua juga pernah merasakan… yapp!! Pastinya dong..hehehehe  perlahan ku bernostalgia tentang masa itu..teringat sejenak dalam memoriku. Dan akhirnya ku temukan saat-saat itu, ya..saat seorang bertemu dengan orang lain dan menjalin silahturahmi sesamanya..
Aku yang pernah mengenalnya dan mengaguminya saat itu tidak tau apa yang harus dilakukan, seakan seperti orang bodoh sama sekali tidak mengerti apa-apa, saat itu aku bertanya pada siang tapi tidak menemukan jawabannya, lalu ku bertanya pada malam. Tapi…sepi yang datang menghampiri, membawa kegelapan hati yang saat itu sedang berwarna.. “ya tuhan kebingunganku merajai pikiran ini”. Ya!! perempuan yang disudut bangku itu, sesekali ku menoleh ke arah nya, sambil setiap saat gigit pulpen yang ada disekitarku, tanpa sadar kuterus memperhatikannya seakan ada sesuatu padanya yang istimewa.. tapi benar!!! Dia lakukan itu padaku, dia buat dirinya istimewa dihadapanku..bingung!! kata itu yang hanya tergores dalam pikiranku..hanya bisa tersenyum bingung saat itu, tapi perlahan ku mengenalnya… “Aisyah” mendengar nama itu seakan mendengar ada bidadari yang tiba-tiba jatuh dari langit di hadapanku dan menggemparkan dunia, hehhehe ternyata hanya fiktif belaka yang membawaku berhayal tinggi.
Ya Aisyah perempuan yang duduk disudut bangku kelas, dengan hijab putihnya..berbeda dengan yang lain, istimewa dengan kesederhanaannya tapi tetap cantik dengan hijabnya..
Ku hitung hari setiap detik sambil menghilangkan fatamorgana dalam pikiranku, berharap tali silaturahmi dapat terjalin dengannya. Dan akhirnya harapanku terwujud, tuhan dekatkanku padanya dan kamipun bersahabat meski harapan lebih menyelimutiku.
“Hey!!! Hilangkan pikiran ku tentang hal itu, jangan buatku hilang tenggelam bersamanya, terlalu sering terkikis hati ini, dan ku tak mau lagi”. Ya… begitulah rekayasa kehidupan. Selalu buat manusia tersenyum namun juga menyakiti secara perlahan.
Tuhan tau apa yang hambanya inginkan, aku dan aisyah dekat dan berteman akrab meski tetap, aku masih berharap lebih. Perempuan disudut bangku… itu yang selalu teringat .
Suatu hari tak terlihat hujan dan angin tiba-tiba aisyah menghampiriku yang sedang duduk di bangku taman sebelah sekolah. Sejenak ku berfikir sambil tersenyum dalam hati berharap akan ada bintang saat itu dihadapanku, dan saat dia menyebutkan namanya gigiku mulai bergetar, dadaku tak mau berhenti berdetak kencang, dan seakan ada sesuatu yang akan menyambarku.. dan dalam keadaan bergejolak, ku tenang mendengarkannya bicara, perlahan ia menyampaikan dan tanpa di duga tetesan air mata perlahan terjatuh dari matanya, matanya berkaca-kaca, raut wajahnya memerah lemas. Aku tidak tau apa yang terjadi padanya.. ternyata… “aku mau pergi dan mungkin kita akan jarang bertemu seperti biasanya” benar ada sesuatu yang menyambarku saat itu, menggoreskan senyumku dan aku tidak tau apa yang harus ku lakukan saat itu, dia meninggalkan lukisan yang sebagai kenangan darinya.. ku hanya bisa terdiam sambil tersenyum walau hati ini seperti di sayat-sayat tanpa henti.
Sehari setelah kepergiannya hari-hari seperti taman sepi yang menghujam jiwa, sebelum pergi dia sempat bilang bahwa dia akan kembali, dan aku yakin itu, setiap hari ku menunggunya dan mencari-cari dimana ia berada, masa putih abu-abu pun terlewati sudah. Terhitung tiga tahun ku menunggu dan mencari keberadaannya, namun waktu yang demikian belum terlalu membuatku lelah menunggu dan mencari. Masa kuliah ku masuki dan wisudah pun ku jalani, tapi…….tetap aku belum berjumpa dengannya,,hati ini mulai lemah dan tidak yakin dengan semuanya namun aku akan tetap menunggunya dan berusaha akan tetap mencarinya………
Kini ia pergi entah kemana,tinggalkan luka dalam kenangan…
Hey kamu dimana??hey aku menyesal, hey tolong kembali aku terluka..
Hey ku mencintamu, hey ku merindumu, dimana kamu kini ;-( L

Senin, 05 Januari 2015

"Untuk Sahabat"
cipt: Dedek Suhendar

Dikala sedih tak berujung
Tak 1 pun bintang yg mampu menerangi
Bulan tak mampu memberi chayanya
Hanya 1 wajah yg teringat
Dirimu sahabat
Dahulu hariku tiada makna
Penaku tak sdikitpun tergores akan rasa
Aku tak mampu menerka bahkan mengira
Namun artimu yg memaksa membwaku hidup
Satu,dua,ku mulai mengenalmu
Jauh pandang tak terkira juga
Sepercik rasa yg kau berikan
Mengalahkan sejuta patamorgana
Warna 
Cipt : Deksu
Hai senja
Kau sapa setiap hati remaja
Tebar pesona mu 
Disetiap jiwa
Oh warna warna
Pada dunia ku bicara
Terpukul tak lagi terasa
Namun gembira yang selalu bersua
Oh Warna
Kau beriku cerita
Tangis yg dulu membara
Kini hanya mendekam dalam jiwa
"Akhir Goresan Penaku 2014"
Cipt : Deksu


Akhir cerita ini
Tergores kata tanpa nada
Terniang sedikit kisah dlm benakku
Yg pernah terukir dlm memori

Hasrat hati tak ingin pergi
Namun badai yg memaksa berlabuh
Aku tak pernah mengira bahkan menerka
Akhir cerita telah menjauh pergi

Kini hari baru telah datang
Biarkan ku mulai langkah tanpa bicara
tertinggal semua kisa,noda dan derita
Yg dulu menusuk relung ini