Di Alun-alun
Kota
Cipt : Dedek
Suhendar
Stabat,,
kota yang sejuk nan damai, dari ujung kota Binjai tempat tinggal ku, ku langkahkan
kaki menuju kota Stabat. Suatu kebiasaan yang kebanyakan orang
melakukannya..yah!!! kali ini suatu tugas membawaku kesana. Sebagai mahasiswa
yang baik apapun pasti dijalankan.. wahh!!! Ini sangat menantang, sesuatu yang
baru akan ku hadapi, dua bulan waktu yang cukup lama bagi seorang anak yang tak
mengerti lingkungan seperti saya. Adalah suatu bencana yang kapan saja menelanku..
Sore
itu ketika pulang dari kantor, dengan wajah yang kusam pasih, bajuku yang tak
mampu lagi ku rapikan terlihat dari pandanganku, di ujung alun-alun kota stabat
tampak seorang perempuan dengan helm di kepalanya sedang mengayuh pelan
sepedanya sambil mengelilingi alun-alun kota Stabat. Rasa penasaran menarikku
untuk mendekatinya namun kulitku yang kotor dan bermandi keringat membawaku
untuk kembali pulang. Hmm… kali ini belum waktunya.
Seperti
biasa pagi-pagi sekali kaki ini melangkah pergi untuk suatu tugas, telah
berjalan hampir dua minggu kejenuhan ku hadapi, tak lupa alun-alun ku lewati
setiap sore dan masih sama dengan yang kemarin .. kulihat perempuan bersepeda
itu di alun-alun. Rasa penasaran semakin menghantuiku. Saat itu juga tanpa
berfikir panjang ku temui perempuan itu. Namun sayang….. saat baru saja kaki
ini melangkah belum cukup jauh, ia sudah tak tampak oleh pandanganku,, dan
untuk kesekian kalinya belum waktunya..
Hari
ini aku putuskan untuk menemuinya di sore nanti.. dengan semangat yang membara
seperti pejuang yang akan mempertahankan suatu Negara. Aku menunggunya di
alun-alun kota Heheheh…. agak sedikit
lebay.. tapi sungguh rasa penasaran ini yang membawaku.. saat itu juga ketika
pandanganku menggeliat kesana kemari tepat dibelakangku terasa hadir seseorang
kehadapanku.. ya Tuhan!!! Tak mampu mata ini melihat, tubuhku yang gemetaran
tak sanggup untuk menyapa.. ini yang ku inginkan!!! Dan saat aku menolehkan wajah
ke belakang??? Ha?? Aku sontak terkejut seketika, mataku tiba-tiba melotot
seperti panda.
Ternyata??
Perempuan tua dengan kain yang diikat dipundaknya membawa jamu yang
digendongnya menawarkan padaku.. -_- hmm
jantungku hampir copot.. hari ini tidak terlihat perempuan bersepeda itu
di alun-alun kota Stabat, rasa kecewa dan penasaran menjadi satu, masih
terpikirkan dalam benakku siapakah perempuan bersepeda itu?? Yang setiap sore
mengayuh sepedanya mengelilingi alun-alun kota Stabat. Senja mulai menyapaku
dan ku arahkan langkahku pulang. Namun rasa penasaran masih menguasai diri ini.
Setiap
hari kulihat perempuan bersepeda itu di alun-alun kota, di tengah keramaian ia
mengayuh sepedanya. Ntah apa yang membuat diri ini ingin menemuinya, beribu
alasan yang ada tidak mampu menjawab rasa penasaranku. Seperti ada sentuhan
kecil, namun perlahan telah membesar dan membuatku luluh. Aku tidak tau ini
sebuah perasaan atau hanya sekedar penasaran. Perempuan bersepeda itu telah
berhasil menjebakku dan masuk kedalam perasaan itu.. ya Tuhan!!! Adakah yang
salah dengan semua ini?? Tidak!! Ini hanya fatamorgana belaka yang akan
menyesatkanku. Yang saat aku sentuh, maka akan menghancurkanku.
Aku
tidak mampu menghindar dari kenyataan, rasa penasaranku semakin dalam, sore ini
aku kembali memutuskan untuk menemuinya di alun-alun kota, namun saat itu
sedikitpun dari wajahnya tak tampak oleh pandangan mataku, hingga malam mulai
menelan senja tetap kehadirannya tak kunjung tiba.
Kemarin
hingga saat ini tidak terlihat lagi keberadaan perempuan bersepeda itu di
alun-alun kota stabat. Alun-alun itu yang biasanya terlihat pemandangan
perempuan yang sedang asyik mengayuh sepeda. Kini telah menjadi sepi. Sedikit
ada yang menghilang didalamnya. Dan saat aku sedang mencarinya dengan
kebingunganku. Datang seorang pria tua bersama grobak dagangannya menghampiri
ku.
“Adek
mencari siapa? Ohh.. putri ya? Sudah tiga hari yang lalu dia jarang kesini,
katanya sih dia dan orang tuanya pindah keluar kota.” Aku terdiam seketika,
rasa kecewa dan sedih menjadi satu. Tidak mampu berkata apa-apa lagi, rasa
penasaranku selama ini belum terjawab. Namun hati ini sedikit terhibur karena
telah mendengar namanya yang selama ini ku cari-cari. “Putri” perempuan
bersepeda yang setiap sore mengayuh sepedanya di alun-alun kota Stabat telah
berhasil membuat rasa penasaran dihati ini. Aku tidak sempat menyapanya namun
aku sempat menyukainya.